Senin, 02 November 2009

Solusi Masalah Pembangunan Kota Jakarta

SOLUSI MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA JAKARTA

Solusi Masalah Pembangunan Kota Jakarta

Untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang ada di Kota Jakarta tersebut, khususnya seperti masalah bencana banjir yang selalu mengancam Kota Jakarta, Kemacetan Arus Lalu-Lintas, Aksi Kriminal dan Kejahatan, Kehidupan di Dunia Malam serta Urbanisasi dan Kemiskinan yang terjadi di Kota Jakarta. Oleh karena itu kami akan mencari solusi dari setiap masalah-masalah yang ada diatas. Pertama dari masalah Bencana Banjir yang selalu menyusahkan masyarakat Jakarta. Banyak ide yang dituturkan oleh masyarakat, tetapi tidak ada hasilnya karena itu pemerintah mengeluarkan ide untuk mengatasi masalah bencana banjir di Kota Jakarta yaitu ide jangka pendek dan jangka panjang, adapun ide jangka pendek mulai dari pembersihan aliran sungai, pengolahan limbah, penyingkiran penghambat saluran air, pengerukan, pengadaan pos banjir, pemeliharaan serta perbaikan infrastruktur, berikut kemampuan aparat melalui pelatihan dan studi banding. Selanjutnya diikuti dengan peningkatan kesadaran penduduk, penerapan hukum dan adanya peringatan dini serta sistem bantuan darurat.
Setelah rumusan dari masalah bencana banjir , kami akan mencari solusi tentang masalah Kemacetan Lalu-Lintas yang membuat masyarakat jenuh. Dari ide mantan Gubernur Jakarta yang lalu, mengusulkan untuk memperluas jaringan jalur luar di seputar Jakarta, memperlancar akses debotabekjur, dengan memperluas akses keluar DKI., Misalnya jalur kendaraan luar kota. Hal lain adalah memperbanyak underpass dan flyover di berbagai persimpangan ramai. Anggarannya jelas lebih besar, Pulogadung-Cakung yang cenderung macet, karena dipadati namun manfaatnya jauh lebih besar, karena kemacetan panjang tentu menguras bahan bakar, daya tahan kendaraan.
Masalah yang ketiga adalah tentang Kriminalitas yang ada di Jakarta. Banyak orang yang nekad melakukan tindakan kriminal untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, sehingga banyak remaj-remaja yang tidak mempunyai pekrjaan atau pengangguran malah menjadi preman di setiap kawasannya, karena itulah banyak warga yang takut akan aksi mereka. Tetapi Kapolres Jakarta tidak tinggal diam dalam mengatasinya dengan membuka Operasi Berantas Jaya di setiap wilayah yang rawan terjadi kejahatan. Mapolres baru juga menggelar berbagai sosialisasi dalam upaya pengamanan lingkungan Jakarta.
Selanjutnya adalah masalah Kehidupan Di Dunia Malam, banyak aparat dan sekelompok organisasi massa tertentu melakukan razia di setiap diskotik-diskotik yang ada di Kota Jakarta, sehingga membuat masyarakat takut datang. Banyak orang mengusulkan sebaiknya dunia hiburan malam yang ada di Jakarta di batasi atau dilarang./ Tetapi ada orang yang bilang besarnya pajak hiburan malam membantu kontribusi PAD ke APBD. Faktor dari hiburan malam adalah meningkatnya ekonomi di kalangan masyarakat tertentu di Kota Jakarta.
Solusi masalah yang kami bahas terakhir adalah tentang masalah Urbanisasi pembangunan kota yang pesat pada setiap akhir tahun. Gagasan Pemerintah Pusat Jakarta merencanakan membangun 10.000 unit rumah susun adalah gagasan baik, namun pembangunannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Lahan yang memadai, serta memperhitungkan minat dan kemampuan masyarakat yang ekonominya rendah.
Urbanisasi dengan kaum miskin dan berpenghasilan rendah karena faktor pendidikan, keahlian dan sarana lapangan kerja yang terbatas, membuat kaum urban ini kebanyakian memilih menekuni sektor informal. Mereka menghuni di kawasan kumuh yang berada hampir di semua wiloayah Kota Jakarta, memang kaum migran dan urbanis tidak punya pilihan dalam memperoleh pemukiman fenomena Ibukota Jakarta adalah fenomena Negara Indonesia.

Tujuan Pembangunan Kota Jakarta
-Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
-Memperluas Lapangan Kerja
-Pemerataan Pendapatan Masyarakat
-Peningkatan Hubungan Ekonomi Regional, Nasional dan Internasional

Menurut Ir. Arip Budiman tujuan Pembangunan ekonomi adalh untuk membangun suatu mekanisme penggunaan sumber daya yang terbatas dengan memanfaatkan se-optimal mungkin mulai dari sumber daya alam, teknologi manusia dan lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan berkelanjutan ke pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang suatu perekonomian melalui mekanisme ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan, baik swasta maupun publik agar memperoleh taraf hidup.

Ciri-ciri Pembangunan Kota Jakarta
-Mengalami kenaikan GNP atau Income perkapita yang disertai dengan pemerataannya.
-Mengalami perubahan struktur dalam ekonomi, misalnya dari tradisional menjadi modern
-Adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata, rendahnya kesenjangan antara kelompok kaya dengan kelompok miskin.
-Adanya penemuan baru dan pengembangan IPTEK

Menurut Tjokroamijojo ciri-ciri Pembanguan Ekonomi Jakarta adalah Suatu perencanaan pembangunan atau usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai pembangunan ekonomi yang tetap dan usaha mengadakan perubahan ekonomi agraris menuju struktur industri yang berada di Kota Jakrta, serta upaya membangun secara bertahap dengan didasarkan kemampuan sendiri atau nasional dan usaha terus menerus menjaga stabilitas Ekonomi Kota Jakarta.

Faktor-faktor Pembangunan Kota Jakarta
Proses penentuan strategi pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang berkembang secara sistematis, dengan jalan melakukan identifikasi dengan berbagai faktor-faktor dalam lingkungan internal maupun eksternal.

A. Faktor-faktor lingkungan internal
, meliputi :
-Sebagai Ibukota Propinsi
-Tersedianya infrastruktur sosial ekonomi
-Letak geografis yang sangat strategis
-Struktur ekonomi
-Kualitas sumber daya manusia di bidang Industri dan Jasa

B. Faktor-faktor lingkungan eksternal terhadap pembangunan Ekonomi di Ibukota:
-Aksesbilitas Kota yang terbuka untuk Interkoneksitas regional, nasional dan internasional
-Posisi Kota sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa
-Perdagangan bebas dan perubahan prilaku sosial dan tatanan nilai
-Pengembangan Perekonomian
-Persaingan yang tinggi di pasar global
-Transportasi

C. Faktor Potensial yang selama ini dipercaya dapat mempercepat pembangunan
dan pemulihan Ekonomi Kota Jakarta,
yaitu :
-Peningkatan Konsumsi Masyarakat
-Perluasan Ekspor.
-Peningkatan Investasi.
-Stimulus fikal/kebijakan APBN/APBD
-Pengembangan Kualitas SDM

D. Faktor Pembangunan secara umum, yaitu :
-Sumber daya alam.
-Sumber daya manusia
-Modal
-Wirausaha
-Luas pasar

Masalah Pembangunan Ekonomi Kota Jakarta

MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI
KOTA JAKARTA

Latar Belakang Kota Jakarta
Kota Jakarta sekarang merupakan daerah khusus Ibukota Negara Indonesia, yang terdiri atas lima wilayah kotamadya, yaitu Jakarta timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Setiap wilayah ini mempunyai batas pemisah, tetapi sekarang sudah tidak tampak jelas lagi, karena wilayah-wilayah tersebut banyak yang berhubungan dengan bangunan-bangunan yang sering bermunculan, dan di karenakan adanya perubahan tata Kota Jakarta.
Lebih dari empat abad lamanya arus pendatang Jakarta terus mengalir, bahkan sampai sekarang pun tampak semakin deras. Pada awal pertumbuhannya, Kota Jakarta dihuni oleh masyarakat dari Sunda, Jawa, Melayu, Maluku, dan beberapa suku lainnya, antara lain dari suku Bangsa Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India. Mereka masuk bersama-sama dengan beragam-ragam adat tradisi dari setiap suku atau bangsa tersebut. Kota Jakarta sekarang telah berusia 482 tahun, tetapi masih mengalami berbagai macam masalah, terutama menyangkut infrastruktur masyarakat yang setiap tahun jumlahnya makin meningkat, akibat dari itu masalah-masalah di Kota Jakarta makin meningkat,antara lain dari masalah Banjir, Kemacetan Lalu-lintas, Air bersih, sampah yang sering berkeliaran dan Lapangan Pekerjaan, ini semua disebabkan karena kurangnya kerja sama antara Pemerintah dengan masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan di Kota Jakarta.
Kembali ke masalah banjir, kenapa setiap tahun masalah banjir yang terjadi di Kota Jakarta bukannya menurun, tetapi malah cenderung meluas?. Masalah ini tentu terkait dengan berkurangnya daerah resapan air dan rusaknya kawasan hulu. Banyak hal yang dapat dicatat mengenai perkembangan terhadap Kota Jakarta. Sejak masa penjajahan dengan jumlah penduduk yang masih berjumlah ratusan ribu hingga sekarang sekitar 10 juta penduduk, hal ini dikarenakan Kota Jakarta masih menjadi dambaan para pencari kerja dari berbagai daerah.
Gemerlapnya Ibukota Jakarta mempunyai beragam fungsi, baik sebagai Ibukota Perdagangan, Kota Pariwisata, Pusat Keramaian dan Hiburan,.serta sebagai Kota Internasional yang menjadi daya tarik tersendiri. Kota Jakarta mempunyai luas sekitar 640 Km persegi dan berguna bagi masyarakat yang berasal dari pelosok persada untuk mencari nafkah dan bagi masyarakat baru yang mempunyai masalah pelik yang harus segera diatasi oleh Pemerintah Propinsi DKI.
Pengertian dan Masalah Pembangunan Kota Jakarta
Kita juga enggan belajar dari sejarah tata kota Batavia yang sudah menyusun Master Plan dengan sistem analisa, serta arah pembangunan yang “bersahabat” dengan air. Kota Jakarta dilanda bencana banjir adalah cerita lama yang selalu baru. Apa penyebab bencana banjir juga selalu dijawab dengan nada lama yaitu kekurangan biaya atau masyarakat kota yang sering membuang sampah sembarangan, penyempitan alur sungai, urbanisasi, banjir kiriman dan seterusnya. Bencana banjir di Kota Jakarta disebabkan kombinasi dari beberapa faktor yang titik beratnya terletak pada pihak eksekutif yang kurang tegas dan tanpa perhitungan. Daerah Kota Jakarta yang relatif lebih rendah dari daerah Kuningan tidak mengalami genangan hebat jika dibandingkan dengan daerah Setia Budi yang airnya bertahan sampai 5 hari.
Di koran, Jakarta terbaca keterangan dari Badan Metereologi dan Geofisika, bahwa banjir bulan januari tahun 1977 merupakan banjir terbesar sejak tahun 1892, tetapi bukan merupakan curah hujan yang terbesar selama ini. Kalau demikian, kenapa banjirnya terbesar sedangkan curah hujannya kecil ? Apa karena berbeda dengan keadaan sebelumnya, bencana banjir kali ini tidak begitu dipengaruhi oleh bencana banjir kiriman dari sekeliling Jakarta. Secara logis dapat disebut bahwa bencana banjir di Jakarta, akibat dari sejumlah air yang tidak dapat di tampung oleh got dan saluran lantas malah meluber.
Setelah masalah banjir, sekarang kami akan menguraikan tentang masalah Kemacetan Lalu Lintas yang terjadi di Kota Jakarta. Masalah ini tampaknya kecil, namun berisiko buruk, seperti terganggunya sejumlah Traffic Light di berbagai simpul jalan yang padat, sehingga menciptakan kemacetan panjang. Petugas Pusat Manajemen Lalu Lintas awal juli mengungkapkan dalam waktu sebulan 50 lampu lalu lintas di Ibukota rusak dengan berbagai macam sebab. Bisa dibayangkan ancaman kemacetan akan menjadi kronis dan berlanjut, karena simpul-simpul Traffic Light Jakarta sering terganggu dan belum ada isyarat diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Media massa terbitan Jakarta pernah memberitakan kemacetan di akibatkan oleh gangguan lampu lalu lintas yang terjadi di beberapa wilayah Ibukota.
Masalah selanjutnya yaitu tentang “ Aksi Kriminal / Kejahatan”. Di Kota Jakarta banyak masyarakat yang nekad melakukannya, sehingga Polda Metro Jaya sampai melakukan Operasi penindakan Kriminalisme dengan sasaran utama, antara lain lokasi kumuh di bawah jembatan, sekitar stasiun Kereta Api, Terminal Bus / Angkutan umum, seputar pusat pembelanjaan dan lokasi hiburan di wilayah JaBoDeTaBek. Pimpinan Polda Metro Jaya mengatakan, target penyelesaian aksi kriminalisme dikhawatirkan menjadi sarang kejahatan, jika pemberntasannya tidak dituntaskan sampai ke akar-akarnya. Kapolda dalam berbagai kesempatan terus menyemangati anggotanya terutama Kapolres, agar jangan segan memberantasnya, soalnya aksi meresahkan itu menjadi tindak kejahatan, sehingga diharapkan penyelesaiannya tidak setengah-setengah.
Selain itu ada masalah yang sering terjadi di malam hari, yaitu masalah tentang “Kehidupan di Dunia Malam”. Ini adalah masalah yang paling cepat ditasi bagi setiap orang tua yang mempunyai anak masih remaja, terutama bagi kaun wanita. Saat tengah malam telah berlalu , jarum jam menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Suara musik mengentak-entak, mengalunkan nada-nada House Musik hampir tak satu pun pengunjung yang berdiam diri. Ada yang menggandeng pasangannya, berpelukaan sambil bergoyang-goyang mengikuti irama musik di bawah gemerlap lampu warna-warni. Sudut ruangan yang agak remang, bahkan bisa dikatakan gelap dan berkabut, asap rokok berbagai merek mengepul, sejulmlah pasangan cowok-cewek terlihat asik bermesraan.
Mereka berpelukan, berciuman, saling merengkuh dan tak peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Itukah situasi dan kondisi di sebuah diskotek . Pemandangan seperti ini mungkin sudah menjadi klasik bagi orang yang berkeliaran di diskotek yang bertebaran di sejumlah kawasan Ibukota Jakrta terutama pada malam hari akhir pekan. Diskotek hanya satu dari sekian banyak wahana mencari dan mengumbar kesenangan. Masih banyak tempat dan bentuk hioburan malam, yang bisa dinikmati di Kota Jakarta, mulai dari kafe, tempat karokean, hingga panti pijat. Kemajuan pembangunan Kota Jakarta secara langsung maupun tidak langsung berimbas pada pesatnya, pertumbuhan dunia hiburan malam.
Denyut kehidupan malam semakin marak dan variatif, tak hanya itu kalau dulu denyut nadi kehidupan malam hanya ada di seputar kawasan Kota.Maka dari itu banyak hiburan malam yang pelanyanannya bervariasi dan membuat masyarakat simpati, khusus pada kaum muda, ABG dan para kalangan patriat serta kaum muda yang tinggal di kawasan wilayah yang banyak hiburan malam. Sementara, untuk remaja perempuan dan laki-laki, dari keempat masalah yang kami uraikan tersebut masih ada stu masalah lagi yang ingin kami uraikan, yaitu masalah tentang “Urbanisasi dan Kemiskinan yang terjadi di Kota Jakarta” Ada pernyataan menarik yang menyebutkan, setengah dari 10 juta penduduk Jakarta tergolong miskin atau ekonominya rendah. Sebernarnya yang dimaksud adalah 30% sampai 40% dari dari 650 km wilayah Kota Jakarta termasuk wilayah kumuh. Pemukiman kumuh yang identik dengan kemiskinan, sebagian berada di wilayah Jakarta Utara. Di antara kantong-kantong kumuh seperti di Jakarta Utara dan di Jakarta Barat dan umumnya di kawasan pantai atau pantura Jakarta Raya. Jakarta termasuk metropolis ASIA yang mengusung kemiskinan terbesar di ASIA , setelah Tri Bono, Bob Gedolfdan Jeffrey Sachs yang memperjuangkan penghapuasan kemiskinan di Afrika .
Kemiskinan Asia, Khususnya Kota Jakarta pernah diajukan dalam pertemuan APEC-ASIA Pacific Economic Cooperation di Busan untuk menjadi agenda pembicaraan utama. Tuan rumah Presiden Korsel Roh Moo Hyun sendiri yang berinisiatif mengajukan ppemberantasan kemiskinan sebagai agenda utama APEC 2005. Inilah penyebab mengapa angka pertumbuhan penduduk begitu tinggi, sementara fasilitas pemukiman dan penyediaan lapangan kerja tidak berimbang atau terbatas, dibandingkan dengan jumlah pencari kerja. Kalangan miskin di Ibukota adalah besar karena terjadinya tindakan polisional, yakni Tramtib menggusur, mengusir dan mengosongkan lahan-lahan tersebut, padahal seharusnya sejak awal pemerintah bertindak tegas ketika terjadi penyerobotan.